Pages

Subscribe:

Jumat, 20 Januari 2012

Kondisi Kondisi Yang Mempengaruhi Kehidupan Masyarakat Indonesia


Secara alamiah porsi kehidupan manusia yang disediakan alam kuantitasnya akan menjadi kecil, disatu sisi manusia merupakan nmahluk yang menolak keterbatasan dirinya sendiri dan keterbatasan alam lingkungannya. Dengan akal budinya manusia berusaha mengimbangi pertumbuhan kehidupan dengan segala kebutuhannya dengan membudayakan sumber daya lingkungan. Dalam mengatasi hal itu tak jarang menimbulkan konfrontasi dengan kenyataan yang terbatas dengan dirinya dan alam lingkungan.
Kehidupan Manusia dengan permasalahannya sangat dipengaruhi oleh bermacam macam kondisi: Geografi, Histori, sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Sosial Politik, Sosial psikologi.
1.      Kondisi Geografi
Menjadi dasar persamaan, perbedaan dan keunikan (Bhineka Tunggal Ika) kehidupan di wilayah wilayah
2.      Kondisi Histori
Pra-sejarah (Indonesia) : (500 tahu yang lalu)
  •   Ras austro melanesoid
  • Tingkat Meramu sederhana ( Malayasia, Vietnam, Muangthai)
  • Penyebaran agama
Cara berprilaku ( Jurig, Hindu, Irrasional,Mistik)
3.      Kondisi Sosial Budaya
Geografi dan histori berpengaruh pada sosial budaya Sikap mental dan tingkah laku manusia (Indonesia).
4.      Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial aekonomi masyarakat berkembang dalam lima tahap:
  • Masyarakat tradisional
  • Pra kondisi untuk tinggal landas
  • Tinggal landas
  • Dorongan kearah kematangan
  •  Masa kon sumsi massal yang tinggi
5.      Kondisi Sosial Politik
Menyangkut Konsep Pemerintahan dan Kenegaraan yang berlangsung (daya adaptasi)
6.      KOndisi Sosial Psikologi
ü  Daya Rasionalnya
ü  Emosinya
ü  Sikap Mental
ü  Motivasi
ü  Harga Diri


MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP (WORLD VIEW)


Add caption
Pandangan hidup (world View) adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat. (koentjoroningrat).
System nilai budaya merupakan pandangan hidup karena system nilai merupakan pedoman hidup yang dianut sebagian besar masyarakat.  Pandangan hidup mencerminkan diri seseorang karena mencerminkan cita-cita dan aspirasinya.  Bagaimana dengan ideology ?  ideology lebih luas pengertiannya dibandingkan dengan pandangan hidup. Ideology tidak hanya ada norma dan pandangan hidup tetapi juga ada nilai-nilai.  Jadi ideology tersusun dari tiga unsur yaitu :
(1) adanya pandangan hidup,
(2) nilai-nilai dan
(3) norma-norma. 

MANUSIA BERADAB


Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus. Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang cirri has milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi Budaya mengacu pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab.  Tiga Periodisasi Peradaban  (Alvin Tofler) :
gelombang perubahan dari meramu (food gathering) menjadi budaya cocok tanam (peradaban pertanian) kehidupan manusia menjadi menetap, peradaban industrI, peradaban informasi.

PADA ABAD PERTANIAN
Mengalami perkembangan pesat yg dsbt EVOLUSI HIJAU (green revolution).  Pd masa ini terjadi perkembangan teknologi pertanian (dikembangkannya bibit unggul, pemupukan, pembasmian hama dan mekanisasi)
Pada masa ini terjadi perubahan kehidupan manusia yang berarti dengan ditemukannya berbagai alat dan pesawat  1769 james watt – mesin uapnya,  thomas alpha edison –lampu pijarnya. Kondisi tadi  menjembatani  untuk masuk ke gelombang kedua peradaban industri. Menguasai dunia barat dan jepang menyusul 4 negara asia (the four tiger) : Korea Selatan, Taiwan, Singapore, Hongkong.
Perkembangan IPTEK industri sangat berpengaruh pd perkembangan bidang elektronik .  Kemajuan media elektronik berpengaruh pada penyebaran informasi yg cepat di seluruh dunia. Perkembangan microchip membawa teknologi dunia.    Kehidupan budaya memasuki era revolusi komunikasi, revolusi informasi. 

MANUSIA DAN PENDERITAAN


Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia.  Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat ada yang berat dan ada yang ringan.  Peranan individu menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan.  Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.  Dapat pula suatu penderitaan merupakan energy untuk bangkit bagi seseorang atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
    Penderitaan asal kata dhra = menahan/menanggung (sansakerta) menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan baik lahir maupun batin, contoh keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan dll. Manusia menderita sesungguhnya karena rasa takut yang menyelimutunya seperti takut gagal, takut merasa sakit, takut menderita kegagalan dan menderita sakit.  Orang suka tidak menyadari bahwa rasa sakit/takut itu sesungguhnya dari akalnya sendiri, kadangkala demikian kuatnya sehingga menyebabkan gangguan jiwa yang disebut PHOBIA (takut yang berlebihan/dibesar-besarkan).  Hal inilah yang menimbulkan problema emosional dan penyebab penderitaan.  Jadi penderitaan itu tidak dilihat dari fisik lahiriah.  Tidak mempunyai harta = sengsara = menderita.  Bila hati senang, gembira, hilang penderitaan.   Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dari penderitaan yang dialami bias merupakan energy untuk bangkit.